HUT Ke-69, PDHI dan Samyou International Gelar Webinar

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) menggelar webinar yang berjudul “Energi Mahal, Peranan Lipozyme Memaksimalkan Energi dalam Pakan” bersama Samyou International dalam rangka menyambut HUT PDHI ke-69, yang jatuh pada tanggal 9 Januari, secara daring melalui aplikasi Zoom Webinar, Jumat (7/1).

“Kegiatan webinar ini diselenggarakan atas kerjasama PDHI dan Samyou International dalam rangka menyambut HUT PDHI ke-69. Seperti kita ketahui pada saat ini, energi lebih mahal dari pada protein. Oleh karena itu, mari kita belajar memaksimalkan energi dalam pakan,” ujar Dr. drh. Muhammad Munawaroh, M.M. selaku Ketua Umum PDHI pada sambutannya.
Acara ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Budi Tangendjaja M.S., M.App.Sc. selaku Konsultan Teknikal Internasional. Dalam pemaparannya, Budi mengatakan bahwa masih banyak peternak yang berpikir jika bahan pakan yang penting hanyalah protein, namun dalam ilmu nutrisi, yang paling penting sebenarnya adalah energi, sehingga energi menjadi mahal.
“Pakan merupakan biaya terbesar untuk broiler dan layer. Pada broiler, 67% dari biaya yang ada berasal dari pakan. Pada layer, pakannya lebih tinggi lagi, peternakan yang membeli pakan dari luar, biaya pakannya bisa mencapai Rp15.000 untuk menghasilkan 1 kg telur. Jika dihitung, biaya pakan layer bisa mencapai 84.4% hingga culling. Maka, kita harus mengefisiensikan biaya pakan,” jelasnya.
Budi melanjutkan bahwa dalam penyusunan ransum, ada sekitar 30 lebih zat gizi yang diperhitungkan. Sebagai nutrisionis, yang dipertimbangkan adalah gizi yang dibutuhkan ayam yang mana bahan gizi itu dapat diperoleh dari berbagai jenis bahan baku. Menurutnya, diiantara 30 zat gizi tersebut, energi menjadi zat gizi  paling mahal untuk unggas yang dihitung sebagai Metabolizable Energy (ME), asam amino (protein), dan fosfor.
Bervariasinya kandungan ME minyak dan kemampuan ternak dalam mencerna minyak menjadi tantangan tersendiri. Budi mengatakan bahwa umur mempengaruhi kemudahan ayam dalam mencerna minyak.
Anak ayam sulit mencerna minyak dan pada anak ayam yang berumur 0 hingga 8 hari, aktivitas enzim pankreas dalam usus halus dan enzim lipasenya belum berkembang.
Oleh karena itu, untuk mencerna minyak, dilakukan penambahan enzim lipase untuk meningkatkan kecernaan lemak dalam usus. Penambahan enzim lipase dapat memperbaiki kecernaan lemak melalui fat hydrolysis, dimana lipase akan memecah lemak menjadi asam lemak.
Dr. Zhang Yang selaku Direktur Teknikal Aplikasi Nutrisi Hewan Mianyang Habio Bioengineering Co., Ltd. juga turut memaparkan materinya mengenai Habio Lipozyme yang diklaim sebagai lipase terbaik untuk pakan.
“Lipid merupakan komponen penting dari pakan unggas dan merupakan sumber energi yang penting bagi tubuh hewan karena nilai energinya sekitar 2,25 kali lipat dari karbohidrat,” terangnya.
Lebih lanjut, Zhang mengatakan bahwa lipid juga merupakan bahan pakan yang paling mahal di antara semua bahan saat ini. Namun, karena lemak kasar dalam bahan pakan umumnya tidak banyak dimanfaatkan, hal itu menyebabkan pemborosan biaya pakan yang besar.
Beberapa alasan mengapa lipase digunakan antara lain lipase yang ada dalam tubuh tidak mencukupi, terutama ketika ternak berada di bawah pengaruh kepadatan yang tinggi, stres, dan adanya penyakit sub klinis.
“Solusinya adalah dengan memilih enzim lipase spesifik yang sesuai dengan karakteristik saluran pencernaan ternak serta memilih enzim lipase yang memiliki efisiensi enzimolisis tinggi untuk lemak kasar yang ada dalam beberapa bahan pakan,” pungkasnya. (aks/sumber: Poultryindonesia.com)

 

 


Post Terkait

Comments