Cara Penularan Toksoplasma Kepada Manusia

Penularan toksoplasma gondii kepada manusia menurut dr. Awi Muliadi Wijaya, MKM, seperti yang dilanisr di laman infodokterku.com, melalui 2 cara. Pertama, secara aktif (didapat), melalui masuknya benih toksoplasma (ookista infektif atau kista) ke dalam tubuh. Kedua, secara pasif (bawaan) yaitu dibawa dari ibu kepada bayi yang dikandungnya melalui aliran darah pada tali pusat (plasenta).

Penularan secara aktif melalui dapat terjadi melalui berbagai jalan sbb:

  1. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi (mengandung kista) Toxoplasma, misal makan sate setengah matang atau daging yang dimasak kurang matang.
  2. Makan/minum makanan atau minuman yang tercemar ookista dari feses kucing yang menderita toksoplasmosis, misalnya: sayur atau buah-buahan yang kurang bersih pencuciannya, air dan susu segar yang terkontaminasi.
  3. Kontak dengan kucing yang di bulunya menempel ookista toksoplasma, atau kotoran kucing yang terinfeksi toksoplasma.
  4. Melalui transfusi darah (trofozoit), transplantasi organ atau jaringan yang tercemar T. gondii.
  5. Kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan T. gondii nasuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit.

Ketika manusia berperan sebagai host (tuan rumah), di dalam tubuh manusia, parasit membentuk kista jaringan, paling sering di otot rangka, miokardium, otak, dan mata; kista ini dapat tetap tinggal di sana di sepanjang kehidupan tuan rumah.

Kucing yang terinfeksi toksoplasma akan mengeluarkan jutaan benih (ookista) toksoplasma yang ikut bersama feses ketika kucing buang air besar. Benih tersebut bisa bertahan di tanah sampai beberapa bulan dan mencemari tanah (lingkungan) sehingga menjadi sumber penularan bagi manusia, kucing lain dan hewan lainnya.

Kucing punya kesukaan berguling-guling sambil menggesek-gesekkan tubuhnya di tanah/pasir. Bila tanah/pasir tsb kebetulan tercemar ookista toksoplasma maka ookista tsb akan menempel di bulu kucing. Ookista dapat memasuki tubuh manusia melalui mulut, hidung dan mata ketika manusia sedang mengelus-elus atau mencium kucing yang habis berguling-guling di tanah tadi.

Di sisi lain, kucing punya kebiasaan membersihkan diri dengan cara menjilati bulunya dengan lidahnya. Benih (ookista) toksoplasma yang menempel pada bulunya dapat memasuki dan menulari si kucing (yang sebelumnya tidak punya toksoplasma) pada saat ia menjilati bulunya.

Jadi tidak benar bila ada orang yang mengatakan bahwa bulu kucing menularkan toksoplasmosis. Asalkan sering dibersihkan maka bulu kucing akan terbebas dari toksoplasmosis.

Benih toksoplasma dapat pula menempel di tangan dan sela-sela kuku jari kita bila kita lupa mencuci tangan atau cuci tangan kurang bersih setelah berkebun dan memegang tanah yang tercemar ookista toksoplasma. Bila kita belum mencuci tangan dan lupa menyeka muka dengan tangan maka ookista tersebut bisa pula tertelan ketika kita makan nasi tanpa sendok atau menghisap jari.

Faktor-faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain: kebiasaan makan sayuran mentah dan buah-buahan segar yang dicuci kurang bersih, kebiasaan makan tanpa cuci tangan pakai sabun terlebih dahulu, dan kebiasaan makan daging atau sate setengah matang. (Aks, sumber: infodokterku.com)


Post Terkait

Comments